Yayasan Pendidikan Harapan Papua berusaha untuk memberikan pendidikan berkualitas hingga ke daerah-daerah terpencil di Papua. Kami bertujuan untuk mendidik manusia seutuhnya; secara akademis, sosial, fisik, spiritual, mempersiapkan siswa dalam semua dimensi untuk hidup dan bekerja. Para siswa juga belajar membaca dan menulis dalam bahasa daerah dan Bahasa Indonesia, mengingatkan mereka akan identitas dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara Indonesia untuk membangun negeri ini. Sekolah-sekolah yang kami buka merupakan bentuk pendidikan pertama yang hadir di desa ini, yang mengubah ribuan kehidupan: dari yang tidak memiliki akses ke pendidikan menjadi generasi penerus Papua yang berpendidikan dan akan membuat perubahan di negara kita.
Guru datang hanya beberapa hari dalam setahun untuk memberikan ujian akhir. Murid-murid lulus tetapi tidak memiliki pengetahuan yang nyata. Siswa dan keluarga haus akan pendidikan yang memberdayakan tetapi tidak melihat perbedaan yang dibawa oleh pendidikan formal.
Guru tinggal di desa dan mengajar 5 hari dalam seminggu. Siswa lulus dengan kompetensi yang setara dengan sekolah nasional di Indonesia. Siswa dan keluarga senang pergi ke sekolah dan bersyukur atas perubahan yang terjadi pada keluarga mereka.
Pendidikan harus berjalan beriringan dengan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, kami bermitra dengan Klinik Siloam untuk membuka klinik pro bono di lokasi-lokasi kami. Para dokter dan perawat di Klinik Siloam di Papua melayani dengan mengedukasi masyarakat setempat mengenai kebersihan dan pertolongan pertama, melaksanakan program imunisasi, merawat ratusan pasien setiap harinya, memberikan obat-obatan, melakukan prosedur bedah ringan, dan mengunjungi desa-desa terdekat yang tidak memiliki akses ke layanan kesehatan. Di sebagian besar desa-desa tersebut, Klinik Siloam ini menjadi layanan kesehatan pertama dan satu-satunya yang tersedia di desa tersebut.
Tidak ada layanan kesehatan yang tersedia di desa. Klinik terdekat (puskesmas) dapat dicapai dengan berjalan kaki selama 3 hari. Seringkali tidak ada orang yang bertugas di klinik tersebut.
Perawatan medis diberikan oleh 1 dokter penuh waktu dan 2 mahasiswa keperawatan. Klinik Siloam didirikan di desa, dapat diakses kapan saja oleh penduduk setempat. Warga Papua yang tinggal di luar desa harus berjalan kaki berhari-hari untuk mencapai Klinik Siloam.
Penyakit yang paling sering ditangani di Klinik Siloam Daboto pada tahun 2016 adalah infeksi kulit, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran pernafasan, infeksi mata dan telinga, Malaria, Tuberkulosis.
Malnutrisi adalah masalah yang signifikan di pedalaman Papua. Sebagian besar masyarakat setempat hidup dengan gizi yang minim, terutama karbohidrat seperti ubi dan singkong. Kami berupaya mengembangkan pertanian sayuran, peternakan ayam, dan kolam ikan agar para siswa dan keluarga mereka dapat mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Kami berharap hal ini dapat memberantas malnutrisi di pedalaman Papua dari waktu ke waktu.
Masyarakat setempat hanya mengkonsumsi ubi dan singkong. Sumber protein dan lemak seperti kacang-kacangan dan daging sangat jarang ditemukan. Anak-anak terlihat kecil dibandingkan dengan usia mereka yang sebenarnya. Rambut anak-anak berwarna kuning dan perutnya besar, tanda kekurangan gizi.
Peternakan ayam dan kolam ikan dikembangkan, dengan harapan para siswa dapat mengkonsumsi protein secara teratur. Anak-anak menjadi lebih bergizi, jarang sakit dan lebih bersemangat di sekolah.
Listrik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern, namun perusahaan listrik negara (PLN) belum menjangkau desa-desa ini. Tanpa listrik sebagai sumber penerangan, pemanas, dan daya untuk mengoperasikan peralatan elektronik dan memasak, tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan di sekolah dan klinik setelah matahari terbenam. Oleh karena itu, ketika kami membuka sekolah dan klinik di sebuah desa, kami juga membawa panel surya atau tenaga air untuk menyediakan listrik dasar. Listrik juga memungkinkan VSAT untuk koneksi internet beroperasi, yang secara signifikan meningkatkan produktivitas.
Tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan di sekolah dan klinik setelah matahari terbenam. Tidak ada peralatan medis yang dapat berfungsi. Tidak ada internet karena VSAT harus disambungkan ke sumber listrik.
Anak-anak dapat melakukan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan klinik dapat diakses 24 jam. Guru, dokter, dan perawat sekarang dapat tinggal di desa lebih lama karena internet memungkinkan mereka untuk tetap berkomunikasi dengan dunia luar.
Penyedia layanan broadband komersial di Indonesia belum dapat menjangkau desa-desa di wilayah pegunungan Papua ini. Ketika kami membuka sekolah dan klinik di desa-desa ini dan menempatkan guru, perawat, dan pengajar penuh waktu, kami perlu memastikan adanya konektivitas ke dunia luar, sehingga kami membawa VSAT (Very Small Aperture Terminal). Koneksi internet memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan keluarga dan kantor pusat sekolah, mengakses bahan ajar, berkonsultasi untuk mendapatkan saran medis dan mengelola logistik.
Tidak ada satupun penyedia layanan broadband komersial di Indonesia yang dapat menjangkau desa-desa di wilayah pegunungan Papua. Staf medis tidak dapat mencari bimbingan dan bantuan karena mereka tidak dapat berkomunikasi dengan siapa pun di luar desa.
First Media memasang V-SAT di desa tersebut, sehingga memungkinkan adanya koneksi internet di desa-desa tersebut. Staf medis dapat menghubungi kantor pusat Siloam untuk melaporkan kasus-kasus darurat dan mengatur medivac.
© Yayasan Pendidikan Harapan Papua.
All rights reserved.
HUBUNGI KAMI
Lippo Village, Tangerang 15811
+62 811-8941-500
info@yphpapua.org